Jumat, 26 Juni 2009

Kecerdasan dan Karier

Oleh: Ai Zakiah     06104244057

Untuk mendapatkan karier yang bagus, tentu di butuhkan kecerdasan yang bagus pula. Tanpa kecerdasan tentu apa yang kita lakukan dan usahakan tidak akan terpenuhi dengan baik. Kalaupun bisa terpenuhi tentu tidak akan memenuhi harapan yang dibayangkan sebelumnya. Karena karier sangat erat kaitannya dengan kecerdasan, maka jika anda ingin mendapatkan karier, anda harus memperoleh kecerdasan itu sendiri sebelumnya.
Bagaimana cara mendapatkan kecerdasan tersebut? Ya tentu dengan cara anda ”sekolah”, baik sekolah secara formal maupun non formal. Dengan sekolah anda akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan yang bagus untuk perkembangan anda. 
Jika anda ingin menginginkan karier yang sukses, selain prestasi dan kemampuan akademik yang tinggi dan berbobot, anda harus menjalankan langkah-langkah yang diberikan oleh Jhohanes Lim berikut ini:

1. Anda harus berorientasi pada tujuan dan hasil 
Ini adalah langkah mutlak dan wajib anda punyai, sebab tanpa ada tujuan anda tentu akan berjalan tanpa arah. Tetapi setelah anda mempunyai tujuan tentu yang menurut anda layak dan baik bagi kehidupan anda, maka andapun akan memilih bidang atau karier yang sesuai dengan tujuan hidup anda tersebut

2. Cintailah pekerjaan anda
Mencinati pekerjaan merupakan suatu syarat untuk mendapatkan karier yang baik setelah anda menentukan tujuan apa yang hendak anda raih guna menentukan pekerjaan apa yang sesuai dengan tujuan yang anda buat tersebut.


3. Gemar Belajar
Orang yang sukses dalam karier tidak akan pernah berhenti untuk belajar. Lihat saja para pengusaha sukses, mereka setiap hari dan setiap waktu selalu menyempatkan dirinya untuk membaca, belajar dan selalu menyibikan diri untuk menambah pengetahuan dan ilmu baik yang berhubungan dengan pekerjaannya, maupun dengan pengembangan dirinya. 

4. Selalu mengembangkan potensi dirinya 
Kompetensi diri itu sangat penting bagi karier anda. Dengan mengembangkan kompetensi diri yang tidak hanya tersekat pada jenis pekerjaan apa yang sedang anda jalani saat ini, maka bisa dipastikan anda akan mendapatkan banyak kesempatan untuk membina karier dengan ruang lingkup yang lebih luas. 

5. Belajar Giat dan cerdas
Anda pasti tahu tentang sebuah iklan yang menayangkan perbedaan antara orang yang bekerja keras dengan tenaga saja dibandingkan denagn orang yang bekerja keras denag otak. Dari iklan tersebut, anda pasti tahu apa hasil yang akan dicapai dari kedua orang tersebut. Orang yang mengandalkan tenaga saja pasti tidak akan pernah efektif dan efisien. Itulah gambarannya. 

Dari langkah-langkah diatas, dimensi moral, emosioanl dan intelektual sangat kentara sekali. Dalam hal apapun, kecerdasan sangant dibutuhkan untuk mencapai karier yang bagus. Memang sebagian kecerdasan kita warisi secara genetis, warisan semacam ini umumnya kita sebut sebagai bakat. Tetapi bagian terbesar dari kecerdasan adalah usaha. Jhon Dewey mengatakan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang kita miliki dan tidak berubah selamanya, melainkan kecerdasan adalah suatu proses pembentukan yang berkesinambungan, dan untuk mempertahankannya diperlukan semacam kewaspadaan untuk mengamati kejadian-kejadian, keterbukaan untuk belajr dan keberanian untuk menyesuaikan diri.


Sumber: Ahmad Zainal Fanani : cara mudah mengubah nasib. 2005


Kamis, 25 Juni 2009

ATUR SRATEGI SEBAGAI LANGKAH SUKSES

Langkah meraih kesuksesan perlu diatur setiap awal tahun. Karena hal itu penting untuk menunjang keberhasilan planning yang kita buat. Apa saja yang perlu kita lakukan dan rencana apa yang perlu disiapkan.

Evaluasi Diri

Untuk mengatur srategi perlu mengevaluasi diri dulu. Kalau ini tak dilakukan, maka rencana hanya kosong saja dan bakal berantakan.

Putar kembali beberapa kegagalan yang kemarin kita lakukan. Lalu cari penyebabnya. Jangan mencari alasan bahwa kegagalan itu berasal dari orang lain. Tapi perlu dari dari kita sendiri. Misalnya, kita gagal memenangkan lomba penulian scenario film, karerna kurang focus dan terburu-buru asal jadi saja. Nah, kekurangan kita yaitu terburu-buru dan tidak focus, bisa kita usahakan agar hal itu tidak terjadi lagi di masa depan. Dan ini tidak hanya menyangkut masalah ikut lomba, namun juga bidang yang lain dalam keseharian kita.

Siap Tempur

Siap tempur berarti juga mempersiapkan diri nutuk berkorban dalam meraih cita-cita. Misalnya saja, kita siap larut malam karena magang di perusahaan yang menetapkan kerja lembur. Atau kita haus tetap ramah dan pasang muka cerah padahal capeknya setengah mati didepan klien kita.

Siap dengan keuangan yang diperlukan untuk menggapai impian kita. Misalnya kita ingin mengikuti kursus pendukung lainnya. Jadi, pikirkan segi financial untuk merealisasikan hal tersebut.

Tetapkan Target

Tuliskan semua targetmu, dari yang paling kecil hingga yang paling tinggi untuk diraih pada masa-masa didepan mata. Misalnya saja, kedepan ini akan lebih disiplin, lebih bersemangat, lebih detail melakukan sesuatu dan seterudnya

Lalu lanjutkan dengan target besar maupun yang utama. Misalnya saja, akan magang diperusahaan otomotif, lulus S1 dan semacamnya lagi

Tentu saja target ini yang sesuai dengan kemampuan maupun minat kita. Setelah itu, pikirkan step-step yang harus dilakukan untuk meraih hal itu.

Rencanakan factor-faktor pendukung yang bisa dimanfaatkan untuk meraih target kita

Pikirkan resiko yang mungkin terjadi dan bagaimana mengatasi hal tersebut

Jangan lupa menyiapkan rencana lain kalau sampai impian kita ini gagal total. Kesuksesan selalu ada mesti apa yang kita impikan meleset dari harapan. Kita bisa banting setir dan melihat peluang lain yang tiba-tiba muncul saat kegagalan menghadang. Jadi, tetap optimis.

Kemungkinan ke Depan

Kecuali perencanaan dan stategi meraih impian, bayangkan juga diri kita di depan sana. Misalnya saja, kita bisa ssukses meraih S1, lalu apa yang harus kita lakukan dengan hal ini. Atau kita berhasil menjadi tim marketing sebuah produk, lalu apa yang harus kita laksanakan lagi.

Membayangkan langkah kedepan yang lebih jauh dari apa yang kita targetkan, bukan hal sia-sia. Sebab, kadang waktu dating begitu cepat sementara kita belum merencanakan apa-apa. Dengan perencanaan yang jauh lebih awal, tentu sukses cepat hinggap di tangan.

Rabu, 24 Juni 2009

8 hal yang anti anda katakan pada BOS


Oleh: Mela Rahmawati     06104244067

Siapa sih yang tidak pernah ber angan-angan bisa dengan berani mengeluarkan segala uneg-uneg yang selama ini terpendam kepada bos yang luar biasa menyebalakan? Rasa-rasanya setiap pegawai yang punya atasan pernah membayangkannya, walaupun sekali dalam perjalanan karier mereka. Terkadang dengan kita melakukan sesuatu kesalahan anda dicap malas, tidak hormat atau ceroboh oleh atasan. Jangan salah semua itu bisa menyabotase kesempatan anda untuk dapat promosi, kenaikan gaji atau pekerjaan lebih baik dimasa depan.

Dibawah ini dikumpulkan beberapa frase yang para bos paling benci saat terlontar dari mulut bawahannya:

1. “Itu bukan job description saya Pak/Bu!”
Kecuali bila bos menugaskan sesuatu yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan perusahaan tempat anda bekerja, lebih baik simpan pendapat itu dikepala saja. Didunia kerja yang sekarang ini, boleh dibilang tidak ada sesuatu pun yang tidak bisa dilakukan. Oleh karenanya anda dituntut untuk fleksible dan bekerja sama. Semua karyawan perlu melakukan bagiannya untuk memberikan kontribusi. Walaupun itu artinya mengerjakan tugas yang mungkin agak melenceng dari tugas anda sehari-hari.
Ganti dengan: “Baiklah, pasti menjadi tantangan yang menarik!”
Terkadang cara terbaik untuk menemukan takdir karir anda adalah dengan mencoba hal-hal baru. Anda bisa mempelajari sesuatu yang mungkin belum anda ketahui dan bos juga jadi terkesan dengan semangat kerjasama anda.

2. “Bukan salah saya,kok!”
Bila ada satu hal yang bisa bikin bos benar-benar murka. Mencoba untuk menutupi kesalahan anda dengan menyalahkan orang lain adalah jawabannya. Tindakan ini membuktikan padanya bahwa bukan saja anda tidak bisa diandalkan, tapi juga licik!
Ganti dengan: “Lain kali saya akan…”
Ini salah satu cara yang benar untuk mengakui kesalahan. Mengawalinya dengan minta maaf hanya akan membuat anda tampak lemah. Bisa juga dengan “saya rasa saya bisa melakukannya dengan lebih baik atau cara berbeda” dengan begini, atasan akan terfokus pada apa yang telah anda pelajari ketimbang kesalahan yang telah terjadi.

3. “Duh belum sempat tuh..”
Dengan jawaban diatas,selain anda dianggap menunggu sampai “ditagih”, atasan juga akan berpikir bahwa anda tak bisa melakukan pekerjaan dengan baik.
Ganti Dengan: Menganut sifat proaktif dari sekarang dengan memilih satu atau dua ide terbaik lalu menjalankannya sebaik mungkin.
Ingat, tidak ada gunanya punya seribu ide blilian bila satu pun tidak mampu anda kerjakan.

4. “Ada masalah besar,Pak/Bu!”
Asal anda tahu, atasan sudah punya cukup banyak masalah yang harus ia pikirkan untuk dicari jalan keluarnya. Masalah yang jauh lebih besar ketimbangbang yang tengah anda hadapi. Jadi bila anda tiba-tiba dating dengan satu masalah lagi, jelas makin runyam persoalannya. Terlebih bila anda mengharapkan sebuah jalan keluar darinya saat itu juga.
Ganti dengan: “Saya punya solusi terhadap masalah yang tengah kita hadapi”. 
Intinya jangan menghadap bos untuk mengemukakan suatu problema bila anda belum menghabiskan paling tidak 10 menit untuk memikirkan solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Usulan itu dapat memberikan nilai plus terhadap kinerja anda secara keseluruhan.

5. “Tapi anda tidak minta saya untuk melakukannya.”
Jangan keburu menggerutu bila bos marah apalagi benar-benar menyampaikan secara verbal bahwa anda tidak merasa diberikan tugas tersebut olehnya.
Ganti dengan : Berinisiatif.
Mereka yang posisinya tinggi dijenjang perusahaan sama sekali tak ingin direpotkan dengan urusan yang bila anda pikirkan sendiri untuk beberapa saat sebenarnya bisa dikerjakan tanpa perlu diperintah segala. Bukan itu saja, mereka juga tak suka dengan update yang terlalu sering dan di-cc soal hamper segala hal. Anda dibayar untuk bekerja, jadi lakukanlah!

6. “Iya, saya mengerti. Bapak/Ibu tidak perlu mengajari saya segala!”
Hati-hati disini, ungkapan seperti ini akan terdengar menyebalkan ditelinga bos, karena akan membuatnya berfikir bahwa anda merasa sudah tahu semua hal yang perlu dipelajari. Padahal belum tentu,kan? Bila atasan merasa anda butuh dibantu, lebih baik terima saja tanpa perlu bersikap defensif.
Ganti dengan: “Anda punya saran yang lebih baik”
Minta advis dari bos tentang masalah yang berhubungan dengan pekerjaan menunjukkan bahwa anda mempercayai dan menghargai pendapatnya. Dan jika benar-benar telah melaksanakan saran yang telah ia sampaikan, jangan lupa untuk memberikan laporan perihal hasil positif yang diraih.

7. “saya tidak mengerti”
Walaupun sedikit training saat mulai bekerja adalah sesuatu yang wajar, karyawan yang terus-terusan butuh intruksi tentang bagaimana melakukan tugas tertentu bisa bikin geram atasan.
Ganti dengan: mulai bersikap atentif dikantor.
Satu langkah awal yaitu menjadi pendengar yang baik. Dengarkan semua intruksi yang telah diberikan kepada anda. Setelahnya pastikan anda mengerti penjelasan yang telah diberikan. Selain itu perhatikan juga detail dan usahakan untuk mengerjakan semua tugas dengan seluruh kemampuan yang anda miliki. Bila membiasakan hal tadi lama-lama anda akan menghargai hasil pekerjaan sendiri. 

8. “Huh.. Kerja lagi,kerja lagi”
Mau itu soal pekerjaan atau yang lain. Percaya deh… bos sama sekali tak ingin mendengar keluhan-keluhan anda yang bikin hati sebal. Sedikit-sedikit mengeluh sama menjengkelkannya dengan menjelek-jelekkan orang lho. Apalagi kalau keluhan itu berhubungan dengan sesuatu yang telah dilakukan bos untuk bikin karyawannya senang. Ajakan makan siang disebuah resto misalnya. Jelas bikin dongkol bila keesokan harinya anda menyahut “seharusnya kemarin kita bisa keresto yang lebih bagus”.
Ganti dengan: Pancarkan Energi Positif
Bila bisa, tularkan mental baik ini kepada rekan-rekan kerja lain sehingga membuat unit anda lebih hidup. Dengan membuang jauh-jauh segala hal yang negative dari pikiran, pekerjaan pun jadi terasa lebih menyenangkan, kolega jadi betah bekerja sama dan anda seakan tak pernah kehabisan energi untuk terus maju.

Bekerja dengan Bos adalah sesuatu yang membosankan apalagi dengan ucapan yang tegas dan tanpa ekspresi, jangan membuat hal itu menjadi beban tetapi buatlah sebagai tantangan agar kita menjadi giat bekerja dan selalu merasa tertantang dengan tugas yang diberikan. Jangan menganggap beban itu sebagai hal yang membosankan tetapi anggap sebagai kesenangan, untuk mencapai kesenangan tentunya ada usahanya yang tidak mudah. Untuk itu bila kita ingin terus bekerja dan disenangi bos tentunya kita harus berusaha dan selalu berusaha, selalu melempar senyum adalah hal yang mengurangi kepenatan. So “SMILE in your life”

Sumber: Majalah Cosmopolitan edisi Maret 2008


BIMBINGAN KONSELING KARIER DI SD


Nama : Bangun Widya N.

NIM 06104244039

Prodi BK NR 06 B

Paradigma, Visi, dan Misi Bimbingan Konseling di SD

1.Paradigma

Paradigma bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.

2.Visi

Visi pelayanan bimbingan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

3.Misi

a.Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.

b.Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.

c.Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

Bidang Bimbingan Konseling

1.Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

2.Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

3.Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.

4.Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karier.

Jenis Layanan Bimbingan Konseling

1.Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

2.Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

3.Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

4.Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

5.Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.


6.Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

7.Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

8.Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

9.Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

Kegiatan Pendukung

1.Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes

2.Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

3.Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

4.Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

5.Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

6.Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

Pola Penyelenggaraan Kegiatan Bimbingan dan Konseling:

1.Pola Infusi ke dalam mata pelajaran, yaitu memasukkan materi bimbingan dan konseling ke dalam mata pelajaran tertentu

2.Pola Layanan Khusus, yaitu menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling melalui jenis-jenis layanan tertentu dan kegiatan pendukung.

3.Pola Alih Tangan Kasus, yaitu mengalihtangankan penangangan kasus kepada pihak lain yang lebih ahli.

4.Pola Ekstra-Kurikuler, yaitu menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di luar pengajaran dan tanpa melalui jenis layanan/pendukung tertentu. Misalnya: upacara bendera, kegiatan menjelang masuk dan/atau ke luar kelas, kegiatan di luar kelas sewaktu istirahat, jalan-jalan/darmawisata, dan sebagainya.

Bimbingan Karier di SD

Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bimbingan karier di Sekolah merupakan kegiatan yang paling awal dan mendasar bagi pengembangan karier secara menyeluruh. Pemberian materi bimbingan karier untuk para siswa disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang diikutinya. Bagi siswa SD pada umumnya, bimbingan karier dimaksudkan untuk:

1.Mengembangkan sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan. Dalam hal ini guru kelas harus berhati-hati. Guru kelas menunjukkan atau menampilkan prasangka ataupun kecenderungan tertentu terhadap jenis-jenis pekerjaan (misalnya, pekerjaan tertentu disikapi positif, sedang lainnya disikapi negatif).

2.Membawa para siswa menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada, terentang dari pekerjaan yang dijabat orang tua sampai ke segala macam pekerjaan di masyarakat.

3.Menjawab berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan. Dorongan ingin tahu anak-anak akan membawa mereka menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan. Dalam hal ini jawaban atau informasi yang tepat dan benar harus segera diberikan setiap waktu bertanya.

4.Menekankan jasa dari masing-masing jenis pekerjaan, yaitu untuk kesejahteraan hidup rumah tangga dan masyarakat (tidak hanya mengemukakan besarnya gaji atau penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan itu). Perlunya bakat atau kemampuan/keterampilan khusus untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu, terutama pekerjaan yang bermanfaat bagi pemberian bantuan kepada sesama manusia, hendaklah disampaikan.

Di samping itu, informasi pekerjaan untuk siswa kelas tinggi SD perlu diperluas dan diperkuat. Hal ini bertujuan agar mereka memahami bahwa:

1.Pekerjaan ada di mana-mana, di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, bahkan dunia. Pada tingkat perkembangan itu, siswa mulai membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang ada di desa dan di kota, di daerahnya sendiri dan di daerah lain. Siswa dirangsang untuk mulai menyadari bahwa ada banyak macam cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencari penghidupan dan memenuhi kebutuhan melalui berbagai jenis pekerjaan.

2.Terdapat saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya. Pada diri siswa, perlu dikembangkan bahwa untuk terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik, para pekerja saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya para pekerja itu harus saling membantu dan bekerja sama.


3.Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk mencapai keberhasilan bagi sebagian jenis pekerjaan.

4.Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat (yaitu tentang hakikat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, dsb).

5.Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang menginginkan pekerjaan tertentu (seperti peralatan mahal, biaya untuk program pendidikan dan pelatihan mahal dan waktunya lama, kondisi kerja kurang menyenangkan, dsb).

6.Untuk memilih pekerjaan atau karier di masa depan perlu kehati-hatian dan pertimbangan yang matang.

Pelaksanaan Bimbingan Karier di SD

Materi Bimbingan Karier di SD Kelas I dan II

1.Layanan Orientasi dan Informasi

a.Gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah

b.Penghargaan terhadap segenap pekerjaan

c.Gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh

2.Layanan Penempatan dan Penyaluran

Belum ada layanan penempatan dan penyaluran dalam bimbingan karier

3.Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten

Belum mempelajari karier tertentu sehingga layanan pembelajaran untuk bimbingan karier belum diselenggarakan

Materi Bimbingan Karier di SD Kelas III dan IV

1.Layanan Orientasi dan Informasi

a.Gambaran tentang perlunya bekerja untuk mencari nafkah

b.Penghargaan terhadap segenap pekerjaan

c.Gambaran tentang orang-orang yang rajin bekerja dan hasil-hasil yang mereka peroleh

2.Layanan Penempatan dan Penyaluran

Belum ada layanan penempatan dan penyaluran dalam bimbingan karier

3.Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten

a.Pemahaman awal tentang perlunya memperoleh penghasilan dan pengembangan karier

b.Pemahaman awal tentang informasi sederhana berkenaan dengan pekerjaan dan usaha-usaha memperoleh penghasilan (untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana yang terdapat di lingkungan para siswa)

Materi Bimbingan Karier di SD Kelas V dan VI

1.Layanan Orientasi dan Informasi

a.Pemantapan materi di Kelas III dan IV.

b.Informasi lanjutan dan lebih kompleks tentang pekerjaan-pekerjaan pertanian yang lebih luas, pekerjaan di industri dan perusahaan, usaha perdagangan yang lebih luas ( toko,bank,asuransi, dsb ), usaha angkutan yang lebih luas ( transport antar kota, pelayaran, penerbangan), serta sebagai pekerjaan yang bersifat keahlian ( seperti guru, dokter, insinyur, dsb).

c.Informasi tentang saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain serta hubungan dengan konsumen.

d.Informasi tentang kemampuan khusus yang diperlukan untuk menjabat pekerjaan tertentu untuk ini diperlukan bakat, minat, dan keterampilan tertentu.

e.Informasi tentang diperlukannyas keuletan dan ketabahan dalam mengajar dan menggembangkan karier tertentu untuk ini diperlukan pertimbangan yang hati-hati dan matang untuk memilih pekerjaan atau karier tertentu.

f.Informasi tentang diperlukannya berbagai informasi yang tepat berkenaan dengan pemilikan pekerjaan atau karier.


g.Informasi awal tentang sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita karier tertentu.

2.Layanan Penempatan dan Penyaluran

Menempatkan dan menyalurkan siswa ke dalam kelompok untuk mempelajari:

a.Berbagai jenis pekerjaan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh

b.Sekolah lanjutan sebagaimana informasi yang ingin diperoleh khususnya dikaitkan dengan aspek-aspek pekerjaan dan/atau karier tertentu

3.Layanan Pembelajaran/Penguasaan Konten

a.Pemantapan materi di Kelas III dan IV .

b.diskusi untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang:

1)Berbagai jenis pekerjaan dan upaya memperoleh penghasilan

2)Saling ketergantungan antara berbagai jenis pekerjaan.

3)Kemampuan khusus untuk pekerjaan tertentu- apakah siswa dapat dimungkinkan memiliki kemampuan itu?

4)Sekolah lanjutan yang berkaitan dengan cita-cita pekerjaan atau karier.

Tenaga Profesional dalam Kegiatan Bimbingan Karier di SD

1.Modal Personal

Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah berbagai ciri personal yang ada dan dimiliki secara pribadi oleh tenaga penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Modal personal tersebut adalah:

a.Berwawasan luas: memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, terutama tentang perkembangan peserta didik pada usia sekolahnya, perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi/kesenian dan proses pembelajarannya, serta pengaruh lingkungandan modernisasi terhadap peserta didik.

b.Menyayangi anak: memiliki kasih sayang yang mendalam terhadap peserta didik; rasa kasih sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/ Guru kelas benar-benar dari hati sanubarinya (tidak berpura-pura atau dibuat-buat) sehingga peserta didik secara langsung merasakan kasih sayang itu.

c.Sabar dan bijaksana: tidak mudah marah dan/atau mengambil tindakan keras dan emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai dengan kepentingan perkembangan mereka; segala tindakan yang diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan yang matang.

d.Lembut dan baik hati: tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/Guru Kelas selalu menggenakkan hati, hangat, dan suka menolong.

e.Tekun dan teliti: Guru Pembimbing/Guru Kelas setia mengikuti tingkah laku dan perkembangan peserta didik sehari-hari dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah laku dan perkembangan tersebut.

f.Menjadi contoh: tingkah laku, pemikiran, pendapat dan ucapan-ucapan Guru Pembimbing/Guru Kelas tidak tercela dan mampu menarik peserta didik untuk menggikutinya dengan senang hati dan suka rela.

g.Tanggap dan mampu mengambil tindakan: Guru Pembimbing/Guru Kelas cepat memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi diri pada peserta didiknya, serta mengambil tindakan secara cepat untuk mengatasi dan/atau mengantisipasi apa yang terjadi dan/atau mungkin terjadi itu.

h.Memahami dan bersikap positif pelayanan bimbingan dan konseling: Guru Pembimbing/Guru Kelas memahami fungsi dan tujuan serta seluk-beluk pelayanan bimbingan dan konseling, serta dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga melaksanakannya secara profesional sesuai dengan kepentingan dan perkembangan peserta didik.

2.Modal Profesional

Modal Profesional mencakup kematangan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling. Dengan modal profesional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya, dan kode etik profesionalnya.

Apabila semua modal personal dan modal profesional tersebut dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Kelas serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata terhadap peserta didik, yaitu dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, dapat diyakini pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan lancar dan sukses. Tangan dingin dan terampil tenaga pembimbing yang menggarap lahan subur di sekolah untuk pekerjaan bimbingan dan konseling diharapkan akan membuahkan para peserta didik yang berkembang secara oiptimal.

3.Modal Instrumental

Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan berbagai prasarana dan sarana yang merupakan modal Instrumental bagi suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, seperti ruangan yang memadai perlengkapan kerja sehari-hari, istrumen BK, dan sarana pendukung lainnya. Dengan kelengkapan instrumental seperti itu kegiatan bimbingan dan konseling akan diperlancar dan keberhasilannya akan lebih dimungkinkan.

Di samping itu, suasana profesional pengembangan peserta didik secara menyeluruh perlu dikembangakan oleh seluruh personil sekolah. Suasana profesional ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya ketiga jenis modal tersebut, terlebih lebih lagi adalah terwujudnya saling pengertian, kerja sama dan saling membesarkan diantara seluruh personil sekolah.

Semoga Bermanfaat!

Selasa, 23 Juni 2009


TANTANGAN-TANTANGAN KARIR MAHASISWA

Oleh : Aji Khaerudin
NIM : 06104244029
Jurusan : PPB/BK Kelas B
Sumber : Pendidikan network oleh DR. Agus Rianto (Tanggal: 7 Januari 2008)


Pendahuluan

Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan-tantangan karir yang dihadapi mahasiswa serta merekomendasikan bagaimana tantangan tersebut bisa diatasi. Pembahasan akan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) ketidakpastian karir, (2) pengaksesan informasi dan program pengembangan karir, (3) tantangan-tantangan ekonomi dan teknologi.

Dua dekade yang lalu, keadaan politik, sosial, ekonomi dan teknologi dunia lebih stabil dan mahasiswa yang memasuki dunia kerja menikmati keuntungan (karir) yang begitu stabil. Namun, sejak saat itu dunia sudah mengalami perubahan yang drastik, termasuk globalisasi, kemajuan dalam sains dan teknologi serta restrukturisasi organisasi. Di Indonesia, kita juga mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam bidang sains dan teknologi seperti dibidang komunikasi yang sudah diperkenalkan oleh perusahaan-perusahaan di negara ini. Di samping itu, dengan persaingan yang meningkat, produk-produk baru dan jasa juga sering diperkenalkan di dalam pasaran.

Dengan perubahan-perubahan ini, kesempatan baru telah muncul seperti integrasi regional. Ia tidak hanya dalam pergerakan tenaga kerja tetapi juga barang-barang dan jasa. Hal ini telah membawa kepada permintaan yang lebih jauh terhadap karir-karir baru dalam bidang teknologi, sosial, dan sains.

Oleh sebab itu, untuk memenuhi permintaan perubahan ini, institusi-institusi pendidikan harus mampu mengeluarkan produksi sumber daya manusia yang memiliki karakter dan kualitas dalam bidang-bidang tersebut. Intitusi-institusi pendidikan juga harus membuat perubahan dalam menawarkan program-program mereka. Jadi, tantangan-tantangan karir yang dihadapi para pelajar meliputi ketidak pastian karir, pengaksesan informasi dan program pengembangan karir dan tantangan sosial-budaya.

Banyak mahasiswa yang tidak mengetahui dengan pasti tentang pemilihan karir mereka. Lingkungan luar yang berubah terlalu cepat memaksa mereka untuk memodifikasi keputusan mereka dari waktu ke waktu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketidakpastian dalam pemilihan karir sangat umum terjadi di kalangan pelajar institusi perguruan tinggi.

Para mahasiswa di Indonesia juga mempunyai tantangan dalam menentukan karir-karir mereka. Hal ini sepertinya disebabkan oleh kurangnya pengenalan terhadap metode-metode bimbingan dan penilaian karir sewaktu dibangku sekolah. Padahal, pengenalan ini akan membantu para pelajar untuk memilih dan menentukan minat, nilai dan kemampuan mereka serta mengintegrasikan aspek-aspek tersebut dalam bidang karir utama mereka. Dalam waktu yang sama, mereka tidak membuang waktu untuk mencari karir dalam bidang yang lain. Juga, masih banyak para mahasiswa yang belum diperkenalkan dengan karir-karir yang sifatnya non-tradisionil.

Oleh sebab itu, dalam membuat pilihan untuk melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi, para pelajar tidak tahu bidang apa yang secara realitasnya harus diambil. Mereka membuat pilihan semata-mata berdasarkan minat atau berdasarkan kualifikasi yang ada saja. Begitu mendapat banyak pengenalan dan masukan, mereka akan membuat perubahan pilihan. Sudah tentu, hal ini akan memberikan impak kepada program studi mereka yakni akan memperpanjang waktu dalam menyelesaikan studi.

Program-program dan penggunaan alat-alat penilaian untuk karir telah banyak diperkenalkan oleh pusat-pusat pelayanan, penempatan dan karir di seluruh dunia seperti Myers Briggs, System for Interactive Guidance and Information (SIGI) 3 dan Discover. Melalui alat-alat ini para pembimbing (counsellors) akan membantu para pelajar yang tidak mengetahui tujuan karir mereka untuk membuat penilaian secara saintifik terhadap diri mereka sendiri berdasarkan minat, nilai-nalai (values) dan kemampuan-kemampuan mereka.

Pusat-pusat karir seharusnya mempunyai unit yang memberikan pelayanan yang mefokuskan pada informasi umum tentang karir dan menghubungkan informasi tersebut dengan jurusan-jurusan mereka. Mereka juga harus menyediakan sumber-sumber bacaan tentang berbagai karir dan informasi tentang pasaran tenaga kerja. Pusat-pusat ini juga harus mempunyai literatur tentang apa yang mereka tawarkan untuk mengundang para pelajar menggunakan jasa mereka. Di samping itu, mereka juga harus memfokuskan pada pengembangan program-program yang sifatnya pelatihan pengalaman dan ketenagakerjaan untuk membantu para pelajar membuat keputusan karir seperti yang diinformasikan.

Sementara itu, para pembina karir harus bekerjasama dengan institusi-institusi penyedia (contohnya perguruan tinggi) dengan memberikan bantuan bimbingan dan pembinaan untuk mengembangkan program-program karir. Ini akan membantu para pelajar dalam memilih tawaran program studi dan karir mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan kunjungan-kunjungan ke instuitusi pendidikan ataupun mengadakan pelatihan dan seminar.

Program pengembangan karir di kampus.

Sudah banyak institusi perguruan tinggi di Indonesia yang mempunyai pusat pelayanan karir, namun masih banyak juga yang tidak lengkap. Akibatnya, mereka tidak menyediakan unit-unit yang membantu para pelajar mendapatkan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan akademik mereka untuk bersaing dengan sukses mendapatkan pekerjaan dan pelayanan di abad yang dinamik ini.

Banyak pusat-pusat tersebut yang hanya lebih memfokuskan pada penempatan kerja dan kurang memperhatikan komponen-komponen penting dalam aspek pengembangan karir (contohnya program-program dan bimbingan karir yang berfokus pada persiapan untuk ke dunia pekerjaan). Di pusat-pusat karir selalunya ada kebutuhan terhadap Pembina/pembimbing yang berkaliber di bidang pengembangan karir guna menyediakan pelayanan yang bertaraf dunia.

Akses terhadap program-program pengembangan karir seperti leadership dan mentorship juga terbatas. Para pengelola perguruan tinggi bisa menilai sendiri apakah pusat-pusat ini sudah dimaksimalkan demi kepentingan institusi mereka dan para pelajarnya. Selain pertumbuhan dalam program-program seperti ini, terdapat kebutuhan untuk ekspansi dan pengenalan yang berkelanjutan terhadap program yang baru.

Pembangunan dan perkembangan mahasiswa secara luas harus didukung dan dilaksanakan sebab ia merupakan satu proses dan satu unit yang holistik guna mencapai tujuan yang diharapkan. Perkembangan dan pembangunan mahasiswa harus meliputi sejumlah keterampilan, pengetahuan, kompetensi, kepercayaan dan sikap yang harus ditanamkan ketika mereka di perguruan tinggi. Ini semua termasuk:



Ketidakpastian karir

  • Keterampilan kognitif yang kompleks seperti refleksi dan pemikiran kritis
  • Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan terhadap masalah-masalah praktis yang dihadapi (contohnya ketika liburan, di dalam keluarga atau aspek-aspek kedupan yang lain).
  • Pemahaman dan apresiasi terhadap perbedaan-perbedaan kemanusiaan.
  • Perasaan yang menyeluruh terhadap identitas, kepercayaan dan kemampuan diri, integritas, keyakinan dan tanggungjawab sipil (Journal of College Student Development. Vol 46 #5 Sept-Oct 2005 Pp 559; 560).
  • Kompetensi praktis seperti membuat keputusuan, pemecahan masalah dam kerjasama tim.


Komunikasi dan akses terhadap informasi karir

Mengakses informasi karir biasanya bukanlah minat dari kebanyakan pelajar, kecuali ketika mereka masuk perguruan tinggi (itupun ketika mereka tidak tahu objektif karir mereka) dan ketika mereka akan lulus (itupun jika mereka butuh kerja). Pengembangan karir memerlukan pendekatan yang terencana dan seharusnya para pelajar memanfaatkan pusat pelayanan tersebut sepanjang mereka di kampus. Sayangnya, banyak mahasiswa yang sudah lulus mengatakan mereka jarang atau bahkan tidak pernah memanfaatkan pusat pelayanan tersebut. Ada juga yang melihat iklan tentang program yang ditawarkan, membaca brosur, tetapi tidak memanfaatkan pusat layanan tersebut. Kurangnya akses informasi karir bisa menhambat para pelajar dari membuat perencanaan laluan karir atau membuat keputusan karir seperti yang diinformasikan.

Sejalan dengan meningkatnya populasi kampus secara internasional, penggunaan internet/intranet merupakan alat yang bagus untuk berkomunikasi dengan para pelajar. Pusat-pusat karir seharusnya mempunyai website sendiri. Para pelajar harus dianjurkan dan didorong untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi.

Pusat-pusat karir harus menggunakan berbagai cara untuk berkomunikasi dengan para pelajar seperti penggunaan poster, brosur, stasiun radio kampus, bulletin, rekan Pembina/pembimbing, atau anggota fakultas yang lain.

Komunikasi dengan majikan (employers) yang prospektif juga bisa dilakukan dengan menggunakan program "Job Link" yang dibuat secara khusus. Ini akan memudahkan para pelajar, staf dan para majikan untuk mengakses informasi. Kalau sebuah kampus memiliki asrama mahasiswa, kerjasama dengan pengurus dan pengelola asrama harus dibuat untuk membantu mengakses semua populasi pelajar.

Tantangan-tantangan ekonomi dan teknologi

Persaingan untuk mendapatkan pekerjaaan adalah sangat tinggi di Indonesia. Kompetisi ini menjadi lebih sengit dengan kemunculan Internet yang bisa membuat pengrekrutan secara online dan global. Para majikan mengharapkan dan memerlukan lulusan baru yang mempunyai pengalaman kerja dan berbagai keterampilan serta fleksibel. Oleh sebab itu, para pelajar harus dipersiapkan untuk mengkreasikan pekerjaan mereka sendiri bahkan kalaupun mereka sedang dalam usaha memenuhi permintaan majikan yang prospektif. Para pelajar juga perlu mengembangkan keterampilan dan kompetensi demi kelangsungan hidup di dunia pekerjaan, serta perlu mengembangkan apresiasi untuk pembelajaran yang berkesinambungan.

Sementara itu, situasi ekonomi telah memaksa para individu menunda program pelatihan di tingkat perguruan tinggi dan memasuki tempat kerja pada level yang rendah. Ada juga yang terpaksa berhenti kuliah sementara karena sedang berusaha untuk mendapatkan dana. Dalam situasi yang lain, di negara sendiri, ada juga harus memilih pilihan kedua karena pilihan yang pertama sudah tidak ada tempat sedangkan untuk keluar negara biayanya terlalu mahal.

Dalam menaggapi tantangan-tantangan ini, para spesialis karir harus memastikan bahwa para pelajar telah dilengkapi supaya dapat bertahan hidup dalam pasaran kerja yang kompetitif. Program-program seperti pekerjaan sambilan (part-time), pekerjaan musiman serta pelatihan di dalam instansi-instansi tertentu (internship) akan mmberikan para pelajar pengetahuan tentang dunia pekerjaan serta akan meningkatkan keyakinan diri mereka.

Dunia seminar pekerjaan juga akan membantu para pelajar mendapat keterampilan-keterampilan dan kompetensi tambahan yang diperlukan untuk melengkapi pencapaian akademik mereka. Sementara itu, mereka juga akan mengetahui tentang apa yang diharapkan oleh para majikan. Para pelajar juga harus dibimbing tentang cara-cara yang sukses dalam merencanakan dan mengorganisasikan pencarian pekerjaan, bagaimana untuk menerima pekerjaan, bagaimana untuk menolaknya dan bagaimana untuk menjaga keyakinan diri.

Tantangan-tantangan sosial budaya

Tantangan-tantangan sosial budaya yang memberikan impak kepada para pelajar termasuk mengejar karir yang disuruh oleh orang tua, tanpa memikirkan keinginan pelajar atau faktor-faktor kelemahan dan kekuatan mereka. Ada juga yang menolak untuk berkarir dalam bidang yang mereka sukai karena secara tradisionil ianya akan dipandang mempunyai status yang lebih rendah atau bergaji kecil. Disisi lain, ada juga yang tidak memilih laluan karir tertentu karena bias jenis kelamin. Sebagai contoh, terdapat permintaan untuk perawat laki-laki, tapi pada umumnya, kaum lelaki kurang memilih karir ini sebab mempunyai resiko untuk dikritik.

Kebanyakan tantangan-tantangan tersebut bisa diatasi secara individu melalui bimbingan karir. Membangun keyakinan dan kemampuan diri dan mengakui nilai-nilai positif sesorang adalah bidang yang bisa didiskusikan. Mempelajari minat para pelajar dan membantu dalam keterampilan membuat keputusan dan identitas diri juga akan sangat berguna.

Menyuruh mereka melakukan evaluasi diri dengan cara mengidentifikasi minat, keterampilan, kemampuan dan nilai-nilai serta kemudian menyelaraskan dengan tujuan karir juga akan membantu mereka dalam membuat keputusan karir mereka berbanding jika hanya bergantung pada keputusan atau saran-saran orang tua atau teman-teman.

Dalam mempersiapkan karir, para pelajar dihadapkan dengan banyak tantangan. Ia sudah menjadi tanggungjawab para pembimbing karir untuk mengetahui hal ini dan dalam menanggapinya, mengembangkan dan menyampaikan program-program yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Tantangan-tantangan karir dari pandangan mahasiswa

Berikut adalah beberapa pandangan para pelajar tentang tantangan-tantangan karir yang mereka hadapi. Ini semua dikumpulkan melalui studi eksplorasi yang hasilnya telah dirilis oleh the Jamaica Observer pada 10 Desember 2006.

  • Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan pengalaman 3 - 5 tahun. Para mahasiswa yang begitu tamat terus melanjutkan ke program pasca sarjana juga mempunyai pandangan yang sama.
  • Mencari kerja sampingan sambil kuliah (part-time & summer empoyment). Kesempatan ini penting tidak hanya untuk menyediakan dana keperluan umum tetapi juga memberikan pengalaman kerja yang dibutuhkan. Ini juga menyediakan pengetahuan tentang dunia pekerjaan. Yang utama, kesempatan ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan membantu mengembangkan skills dan competencies.
  • Pembiayaan pendidikan. Walaupun banyak yang mendapat pinjaman pendidikan, masih banyak juga yang sukar untuk mendapatkan penjamin (guarantors). Tantangan yang lain adalah pembiayaan penjagaan (maintenance) yang meliputi akomodasi, transportasi, makan-minum dan buku-buku.
  • Kurangnya pengetahuan tentang apa yang diharapkan oleh Employers. Para mahasiswa (sebagai prospective employees) tidak mengetahui ini-kecuali 3-5 tahun pengalaman kerja. Akibatnya, mereka takut tidak tahu bagaimana berfungsi secara efektif dalam pekerjaan walaupun memiliki kualifikasi akademik yang dibutuhkan.
  • Kurangnya pengalaman praktek dalam bidang pengkhususan. Para mahasiswa percaya mereka tidak mempunyai pengalaman praktek (hands-on experience) yang mencukupi berhubung dengan program studi mereka. Oleh sebab itu, mereka lebih suka melakukan program-program yang sifatnya praktikal (structured work-study, internships, service learning).
  • Mendapatkan pembimbing/pembina karir (mentor, counsellor). Mahasiswa sangat sulit mendapatkan seseorang untuk membimbing dan membantu mengembangkan laluan karir mereka sehingga bisa mencapainya. Akibatnya, ada yang melanjutkan program yang tidak sesuai dengan minat dan harus tukar program hingga memperpanjang program studi.
  • Penawaran program yang terbatas. Terbatasnya penawaran program studi dan pasaran pekerjaan menghambat mahasiswa untuk mendapatkan kerja dan melanjutkan karir dalam area studi mereka. Untuk lulusan setingkat perguruan tinggi, banyak posisi yang diterima di bawah level poin masuk.
  • Pembayaran kembali pinjaman pelajar. Mendapatkan pekerjaan yang bisa memfasilitasi untuk pembayaran kembali pinjaman merupakan tantangan yang mereka hadapi setelah tamat kuliah. Hutang-hutang yang lain ketika mereka kuliah dan gaji yang tidak mencukupi juga merupakan isu yang harus ditangani.
  • Afiliasi agama. Afiliasi agama dan lokasi geografi mahasiswa juga merupakan tantangan yang harus dihadapi.
  • Penguasaan teknologi canggih. Di tempat kerja, ini juga dilihat sebagai hambatan bagi mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja.
  • Pembatasan izin masuk (visa). Ini juga merupakan satu tantangan bagi para mahasiswa. Para pencari kerja yang prospektif mempunyai keinginan untuk mendapatkan kesempatan bekerja di tingkat regional maupun internasional. Akan tetapi untuk melakukan hal tersebut tidak muda disebabkan oleh pembatasan-pembatasan izin masuk tertentu.


Kesimpulan

Kebanyakan institusi dan instansi sudah memperhatikan kebutuhan-kebutuhan para pelajar (prospective employees) dan mereka seharusnya lebih bekerjasama untuk membantu para pelajar mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Organisasi-organisasi pemerintah dan swasta adalah pengguna sumber daya manusia yang disediakan oleh institusi perguruan tinggi. Oleh sebab itu, kerjasama diantara mereka perlu ditingkatkan dalam menawarkan program-program pelatihan kerja didalam organisasi mereka. Hal ini akan membantu mereka dalam meningkatkan dan memperoleh pengalaman kerja yang mereka butuhkan.

Program-program persiapan dan perencanaan karir harus disediakan supaya para pelajar mengetahui apa yang diharapkan oleh para majikan. Program-program ini harus dikembangkan secara bersama dengan institusi-institusi perguruan tinggi, para praktisi sumber daya manusia dan para manejer. Sebelum memasuki perguruan tinggi, para calon mahasiswa harus dibimbing tidak hanya dalam kebutuhan akademik tetapi juga dalam hal-hal finansial.

Institusi-institusi perguruan tinggi harus menciptakan dan mengembangkan program-program baru serta membuat analisa yang tepat tentang kebutuhan angkatan kerja.

Para pelajar harus mengetahui cara-cara untuk membuat perencanaan dan pengorganisasian yang efektif dalam usaha mencari pekerjaan. Pengalaman praktis dalam penggunaan teknologi sebagai bagian dari program kelangsungan hidup pekerjaan adalah sangat berguna.

Pandangan para mahasiswa terhadap tantangan-tantangan karir ini perlu dipelajari dengan sangat teliti dan diberikan perhatian. Perhatian yang besar dalam isu ini akan membantu meningkatkan potensi sumber daya manusia ditingkat nasional, regional dan internasional.



Daftar Pustaka

Robert F. Morrison, Jerome Adams (1991). Contemporary Career Development Issues. New Jersey, Lawrence Erlbaum Associates.

Ralph S. Hambrick (1991). The Management Skills Builder: Self-Directed Learning Strategies for Career Development. New York; Praeger Publishers.

Glenn A. Palmer, Juanita Johnson-Bailey (2005). The Career Development of African Americans in Training and Organizational Development. Human Resource Planning, Vol. 28.

Jeanne M. Hinkelman, Darrell Anthony Luzzo (2007). Mental Health and Career Development of College Students. Journal of Counseling and Development, Vol. 85.

Nancy D. Marlow, Edward K. Marlow, V. Aline Arnold. (1995). Career Development and Women Managers: Does "One Size Fit All"? Human Resource Planning, Vol. 18.








Senin, 22 Juni 2009

MENGEMBANGKAN SIKAP OPTIMIS

Oleh: Ratna Nengsih 06104244028

Kesuksesan tidak akan datang secara otomatis. Kesuksesan bukan pula hadiah hasil undian yang diperoleh secara tak terduga. Tanpa usaha yang serius, kesungguhan hati dan kerja keras, kesuksesan hanyalah mimpi belaka.

Ada perbedaan yang sangat mendasar antara seorang pemenang yang sukses dan seorang pecundang yang gagal. Seorang pemenang mungkin pernah mengalami kegagalan namun meninggalkannya di belakang. Sebaliknya ia selalu melihat kesuksesan berada di depan dan terus mengejarnya. Sedangkan seorang pecundang mungkin pernah berhasil, namun hanya tetap tinggal mengenangnya. Ia kemudian hanya membayangkan kegagalan di depannya dan terus menguatirkannya.

Seorang pemenang yang sukses akan selalu menjaga sikap Optimis dalam dirinya, karena itulah motivator terbesarnya untuk mencapai keberhasilan. Sebaliknya pecundang akan selalu bersikap pesimis dan berkubang di dalamnya.

Sikap optimis dapat ditanamkan, dibangkitkan, dikembangkan, dan dikelola dengan baik melalui kesadaran pribadi, lingkungan pergaulan dan sarana pendidikan yang positif. Orang-orang yang optimis akan selalu menjadi pemberi semangat (energy giver) kepada orang-orang lain di sekitarnya dan menularkan kesuksesan yang akan diraihnya.

A. Memahami optimisme
Terdapat proses sebelum seorang manusia memiliki karakter optimis, yaitu:

1. Memiliki keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan, logika dan intuisi, pikiran analitis dan imajinatif. Sikap optimis kita akan berlebihan atau tidak realistis jika kita terlalu imanjinatif. Sedangkan optimis itu sebenarnya realistis.

2. Memiliki keseimbangan antara pikiran dan perasaan. Terkadang kita lebih suka mempelajari perasaan daripada pikiran kita. 

B. Penyebab seseorang menjadi pesimis

1. Kegagalan yang berulang-ulang tanpa adanya perubahan atau kemajuan berarti.

2. Pernah mengalami peristiwa traumatik dan tidak terselesaikan atau dibereskan.

3. Rasa putus asa dan penderitaan yang berkepanjangan.

4. Berada di bawah tekanan dan dominasi atasan, pimpinan, atau otoritas.

5. Memiliki rasa minder, merasa tidak berarti, tidak pernah dihargai, tidak berani mencoba hal-hal baru.

6. Selalu didikte, diatur, memiliki mentalitas “yes man” atau “asal bapa senang”.

7. Tidak atau kurang memiliki pengalaman sukses atau berhasil.

8. Tidak mampu melihat peluang, tidak mengetahui potensi diri dan tidak kreatif dalam penyelesaian masalah.

9. Memiliki lingkungan pergaulan dengan orang-orang yang pesimis dan gagal, kurang kerjasama dan pergaulan dengan orang yang sukses dan berhasil.

10. Ketika cara berpikir atau paradigma dan wawasan kita diisi dengan hal yang negatif.

C. Mengembangkan sikap optimisme

1. Berusaha menemukan kekuatan, potensi dan kompetensi diri pribadi.

2. Kembangkan keberanian untuk mencoba dan mengambil resiko untuk tujuan dan pencapaian hal-hal baru.

3. Membangun hubungan dan relasi yang baik dengan lingkungan komunitas atau jaringan kerja sama yang positif.

4. Mengembangkan pengalaman sukses, dimulai dengan hal-hal sederhana. 

5. Melatih mental pemenang yang tidak mudah menyerah, namun melihat masalah dan kesulitan sebagai tantangan untuk diselesaikan.

6. Memotivasi pikiran dan paradigma dengan hal-hal positif dan membangun untuk membangkitkan semangat dan daya juang.

7. Membangun sikap bertanggung jawab dalam menghadapi kesulitan dan tidak lari dari kenyataan, ada usaha dan kiat positif untuk penyelesaian masalah.

 8. Belajar dan berbagi pengalaman sukses maupun kegagalan orang-orang lain.

9. Kembangkan berbagai harapan / peluang dengan alternatif tindakan dan solusi.

10. Rencanakan persiapan yang matang dengan wawasan yang inovatif dan kreatif.

Sikap optimis dapat dibangun dan harus dipelihara. Karena perasaan kita rentan, pikiran kita banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh input-input dari sekeliling kita. Maka kita harus memelihara dan menjaga sikap optimis, dengan cara menjaga pikiran dari input-input negatif yang masuk dan menjaga perasaan kita agar dipenuhi dengan kegembiraan, sukacita, damai, dan penuh dengan empati. Jangan biarkan hati kita dipenuhi dengan kemarahan, kebencian dan emosi. Jika kita dapat memelihara ke dua hal di atas maka akan terjadi keseimbangan antara pikiran dan perasaan. Jika kita dapat menyeimbangkan pikiran dan perasaan maka kita dapat menyeimbangkan intuisi dan logika. Jika ke dua hal diatas seimbang, maka kita akan memperoleh keberanian dan pertimbangan. Ketika kita memiliki keberanian dan pertimbangan, saat itulah kita memiliki sikap optimis yang benar dan kita dapat menularkannya kepada orang yang pesimis. Berikut ini terdapat kata-kata bijak yang dapat dipergunakan untuk memacu pengembangan sikap optimis:

1. Seorang yang optimis bisa melihat suatu kesempatan dalam setiap bencana; seorang yang pesimis melihat suatu bencana dalam setiap kesempatan.

2. Orang yang pesimis adalah orang yang, bagaimanapun juga keadaannya saat ini, akan kecewa di masa mendatang.

3. Keoptimisan merupakan kerangka pikiran yang menyenangkan.

4. Orang yang pesimis ibarat orang yang menyerap sinar matahari namun memancarkan kesuraman.

5. Orang yang berhasil adalah orang yang antusias lebih lama daripada mereka yang gagal.



Sumber: http://powercharacter.com